11.5.08

FLorenCe NighTiNgaLe,,


Hari perawat sedunia
selalu diperingati tiap tahunnya pada tanggal 12 Mei. Bukannya asal pilih atau disesuaikan primbon jawa, tetapi ada hubungan tertentu mengapa dipilih 12 Mei sebagai hari peringatan perawat sedunia.

Untuk mengenang jasa Florence Nightingale (12 Mei 1820 - 13 Agustus 1910) itulah sebenarnya alasan mengapa tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari perawat sedunia. Sekilas, saya akan membawa anda kembali pada masa bangku sekolah dengan mendengarkankan sedikit pelajaran sejarah. Bersiaplah dengan secangkir kopi dan selimut hangat kalau perlu, khawatir kalau saja anda mengantuk dan tertidur di meja komputer...


Mbak Flor (Sapaan akrab penulis untuk Florence Nightingale, red) adalah seorang pionir keperawatan modern, seorang berhati mulia yang merelakan separuh waktu hidupnya untuk menolong korban perang.

Keprihatinan dan kepedulian terhadap orang lain inilah yang akhirnya dihargai dengan memberinya julukan "The Lady of the Lamp".. Jika anda berpikir mbak flor mendapat gelar tersebut hanya karena dia mampu menyediakan lampu di malam hari bagi pasien, anda benar-benar keterlaluan, bung! Karena konon ceritanya, Mbak flor rela tidak tidur semalaman demi mengobservasi keadaan pasiennya dengan ditemani sebuah lentera, sebuah pengabdian yang besar..

Peringatan hari perawat di Indonesia tahun ini diwarnai dengan unjuk rasa perawat ke gedung MPR-DPR RI. Menuntut kebijakan pemerintah untuk segera mengesahkan Undang-Undang Keperawatan, diantaranya melegalkan praktek keperawatan.

Bila dilihat dari kacamata umum, mungkin perilaku perawat masa kini tidak sesuai dengan apa yang dilakukan Mbak flor di masa lampau. Mbak flor yang rela mengabdikan dirinya tanpa pamrih untuk membantu sesama...

Kita kembali ke masa sekarang, wajar saja perawat menuntut perbaikan kesejahteraan. Dengan lonjakan harga versus upah yang belum seberapa, penghargaan secara finansial patut pula diperjuangkan. Ditambah dengan larangan membuka praktek mandiri secara terbuka yang tentu saja akan semakin menipiskan kantong perawat.

Yang perlu jadi pertimbangan sekarang, perawat adalah mata rantai utama dalam segala tindakan yang berhubungan dengan kesehatan pasien. Di badan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit contohnya, 65 % karyawan merupakan mereka yang berprofesi sebagai perawat. Bayangkan tanpa mereka, rumah sakit akan lumpuh sebagian tentunya. Belum lagi, perawatlah yang selalu standby dan mengetahui kondisi pasien selama 24 jam penuh.. Mengapa jasa mereka dihargai sebegitu minimnya? Apakah masih belum cukup tekanan batin yang diterima atas paradigma masyarakat bahwa perawat adalah pembantu dokter, sedangkan perawat merupakan mitra dokter yang sesungguhnya?

Selamat hari perawat sedunia...

1 komentar:

Stebby Julionatan mengatakan...

jadi inget "Silent of the Lamb", si psikopat Murdock yang rela motong tangannya sendiri demi menyelamatkan orang yang dicintainya.

Tuh kan Vod,, orang gila aja bisa berbuat baik, kenapa lu ga bisa??

Well, aku juga ga mendukung kalo praktek keperawatan dilegalkan... mo jadi apa dunia ini kalo perawatnya tuh perawat cabul macam kamu. hehehehehehehehehehe